Kamis, 29 Maret 2012

ADAB PENULISAN DI INTERNET

 

Menulis merupakan salah satu cara berkomunikasi. Kebanyakan orang bermasalah dalam berkomunikasi secara tatap muka atau secara langsung. Menulis dapat diibaratkan seperti melukis, "melukis melalui tulisan". Di zaman sekarang, kegiatan menulis sudah menjadi hal-hal yang umum, karena kebanyakan orang sudah berpaling ke dunia maya. Dunia maya adalah media elektronik komunikasi satu arah maupun timbal balik secara online (terhubung langsung) yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif.
Seiring perkembangan internet yang begitu cepat, ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Terutama dalam membuat suatu postingan dan menulis suatu artikel di internet baik dalam bentuk blog maupun web. Ataupun dalam mengirim email kepada orang lain atau suatu instansi serta dalammenggunakan situs jejaring sosial seperti twitter dan facebook yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita.Dalam kesempatan kali ini saya akan membahas adab-adab menulis di internet. Adab-adab menulis di internet menurut saya diantaranya:
1.            Tidak mengandung unsur pornografi
2.            Tidak mengandung unsur SARA
3.            Menggunakan bahasa yang baik dan sopan,
4.            Menghargai hak orang lain, tidak menyinggung perasaan orang lain, kalau pun        mengkritik gunakan lah bahasa yang baik dan benar,
5.            Menyampaikan suatu informasi secara real atau dengan kata lain tidak berbohong,
6.            Jika dalam postingan kita mencakup artikel orang lain tuliskan sumber yang
bersangkuatanuntuk lebih menghargai narasumber.

Terdapat beberapa cara yang lain untuk menulis di internet
yang baik :
1.                  Sembunyikan identitas orang/lembaga yang kita kiritik.
Sebaiknya kita tidak menyebut identitas orang/lembaga yang kita kritik. Lebih baik kita menyebutinisialnya (misalnya: OIH) atau menyebut ciri-cirinya saja (misalnya: warnanya biru). Cara ini telah kutempuh dalam menayangkan postingan-postingan yang berisi konsultasi berbagai persoalan cinta di situs ini. Dan alhamdulillah sejauh ini diriku tidak pernah mendapat tuduhan pencemarannama baik dari orang-orang yang “aib”nya kusajikan di sini.
2.                  Sebutkan bukti sumber informasi selengkap-lengkapnya.
Bila kasusnya sudah menjadi “rahasia umum” , kita dapat menyebut identitasorang/lembaga yang kita kritik itu. Namun, hendaknya kita menyebut sumber informasi kita selengkap-lengkapnya. Jangan asal copy paste! Untuk sumber dari internet, kita bisa menyajikan link nya. Sumber informasi itu merupakan bagian dari bukti. Tanpa bukti, kita bisa dituduhmelancarkan fitnah!
3.                  Sampaikan pujian Lebih Dahulu.
Kita jangan langsung memaparkan masalah atau menyampaikan keluhan/kritik. Sebaiknya kitamenyampaikan pujian lebih dulu mengenai orang atau lembaga yang kita kritik. (Bagaimanapun, sejelek-jeleknya orang/lembaga, tentu ada segi-segi positifnya.) Contoh: “Pertama-tama, akuhendak menyampaikan lebih dulu kekagumanku terhadap OIH. Satu hal yang paling aku sukai adalah betapa lengkapnya fasilitas yang disediakan.”
4.                  Setelah memuji sampaikan terima kasih.
Efek positif dari pujian itu akan lebih besar bila kita menyertainya dengan ucapan terima kasih.Bagaimanapun, semua orang (yang normal) pasti senang mendapat ucapan terima kasih, apalagi bila mendapat kesan bahwa ucapan terima kasih itu disampaikan dengan setulus-tulusnya.
5.                  Ciptakan kesan bahwa kita lebih menaruh perhatian pada orang/lembaga yang kita miliki.
Hindari kesan bahwa persoalan yang kita bicarakan itu mengenai betapa terganggunya diri kita,atau pun hal-hal lain yang bersangkutan dengan kepentingan kita sendiri. Contohnya, daripadamengatakan bahwa kita merasa sebal mendapat pelayanan yang mengecewakan, lebih baik kitamenulis: “Kami turut bergembira bila OIH mendapat tempat yang kian manis di hati masyarakatkarena mereka mendapat pelayanan yang memuaskan.”
6.      Perbanyaklah Menggunakan Kata “Kita”.
Penggunaan kata “kita” membuat posisi kita sepihak dengan orang/lembaga yang kita kritik, bukan berhadapan dengannya. Bahkan, penggunaan kata “kita” menumbuhkan keakraban dan bukan permusuhan. Kata ganti “saya” atau “Anda” (atau nama identitas) sebaiknya digunakan sesedikitmungkin. Bila kata “saya” digunakan terlalu sering, pembaca bisa menangkap kesan bahwa kitaegois. Sedangkan penggunaan kata “Anda” (atau nama identitas) yang terlampau banyak dapatmenimbulkan kesan “menuding” (atau memojokkan).
7.              Tempatkanlah diri lebih “rendah” daripada orang /lembaga yang kita miliki.
Daripada melancarkan tuduhan atau persangkaan buruk, lebih baik mengajukan pertanyaan.Daripada menyampaikan saran, lebih baik mengajukan usul. Daripada menuntut, lebih baik menawarkan kerja sama dan sebagainya.
8.              Mohon Maaf Atas Segala Kata-kata Yang kita Tulis.
Bagaimanapun, kita bukanlah manusia yang sempurna. Diantara pembaca pati ada yang merasakecewa dan sakit hati. Jadi, daripada mengatakan “saya mohon maaf kalau ada kesalahan kata-kata-saya”, lebih baik kita menulis “saya mohon maaf atas segala kesalahan kata-kata saya”

Sumber:

Tidak ada komentar: